Selasa, 12 Februari 2013

Resensi Nivel Cinta Suci Zahrana



Resensi Novel
”Ketika Jodoh Tak Akan Lari Kemana”
Judul                     : Cinta Suci Zahrana (Sebuah Novel Pembangun Jiwa)
Penulis                 : Habiburahman el-Shirazy
Penerbit              : Ihwah Publishing House
Cetakan               : VIII, Februari 2012
Tebal                    : 284 halaman
ISBN                      : 978-602-98221-6-8
Habiburarahman El-Shirazy seorang penulis novel, kembali menulis Novel yang memukau setelah ia berhasil menulis beberapa novel Best Seller di masyarakat. Karyanya yang satu ini tak kalah hebatnya dengan karya-karyanya sebelumnya. Novel ini bahkan akan di Tayangkan dalam layar lebar.
Menikah adalah satu di antara tiga perkara yang sunnah untuk disegerakan. Dan Allah akan melimpahkan ridhanya kepada orang yang akan menyegerakan menikah. Halnya sama dengan orang yang membantu untuk menyegerakan menikah. Karena perbuatan menyegerakan menikah merupakan perkara yang disunnahkan oleh Rasulullah. Dan setiap perkara yang disunnahkan, adalah tindakan yang diridhai dan dicintai Allah.
Dalam novel ini menceritakan bagaimana sosok Zahrana yang menunda-nunda menikah. Ia lebih mendahulukan pendidikan ketimbang sunnah Rasul tersebut. Walaupun sudah cukup dikatakan sukses untuk ukuran perempuan semacam dirinya—dalam menuntut ilmu dan pekerjaannya sebagai seorang dosen. Apalagi ditambah ia berhasil menerima Penghargaan Tingkat International di Bidang Arsitektur yang diberikan oleh Tsinghua University Beijing sampai diundang untuk menerima penghargaan tersebut atas karya-karya dan prestasinya dibidang arsitektur.
Sayang, kesuksesan Zahrana dalam berbagai hal tidak diimbangi dengan masalah kehidupan pribadinya. Tak lain masalah soal kehidupan pribadinya. Soal percintaan dan perjodohannya! Kedua masalah itulah yang tidak dapat ia dapatkan secara bersamaan. Tak mudah ia genggam.
Namun dengan berjalannya waktu hal itu membuat khawatir khususnya Pak Munajat dan Bu Nuriyah sebagai kedua orangtua Zahrana. Kedua orangtuanya itu menginginkan ia untuk segera melepaskan masa lajangnya. Segera menikah! Terlebih ketika mereka mengetahui bahwa anak perempuannya yang semata wayang itu sudah tak muda lagi. Usianya sudah melewati kepala tiga. Berusia 33 tahun. Tentu usia tersebut sebagai seorang perempuan adalah usia yang sungguh memalukan di mata warga kampung dimana mereka tinggal. Hingga hal itu membuatnya merasa tidak nyaman dan terganggu. Dan konflik bathin pun mulai menghinggapi dirinya.
Rahasia Tuhan tiada yang mengetahuinya. Zahrana pun akhirnya menemukan jodohnya. Ia dipinang oleh seorang duda tanpa anak bernama Rahmad sekaligus mantan santri yang juga penjual kerupuk. Itu pun karena dikenalkan atas perantara Bu Nyai Dah pemilik sekolah dimana ia mengajar.
Tapi takdir berkata lain ketika di hari bahagianya, tepatnya di hari pernikahannya Zahrana mendapatkan kabar yang membuatnya ia shock hingga tak sadarkan diri. Ia menerima kabar duka tentang kematian (calon) suaminya itu—yang tewas karena tertabrak kereta api.
Ternyata bukan sampai disitu penderitaan yang dialami oleh Zahrana. Setelah kematian Rahmad, (calon) suaminya itu. Pak Munajat, ayahnya pun ikut menyusul. Ayahnya dipanggil oleh yang Maha Kuasa. Meninggal dunia karena serangan jantung. Apalagi ia harus menerima teror oleh Pak Karman, rekan kerjanya sesama dosen yang pinangannya ditolak mentah-mentah olehnya. Dan semakin lengkaplah penderitaan Zahrana. Hari-hari yang ia lalu penuh dengan kedukaan.
Dalam Novel ini pembaca akan disuguhi alur cerita yang memikat, setting lebih beragam lagi dan konflik yang penuh berwarna sebagai unsur intrinsiknya dalam novel ini. Dan kekurangan dan kelemahan dalam novel ini yakni bahasa ilmiah tentang dunia arsitek itu sendiri tak digali secara dalam. Kalau pun ada hanya sedikit dan sangat kurang. Hanya sekilas saja. Ini lebih banyak membahas konflik kehidupan pribadi Zahrana yang telat menikah.
Namun walaupun ada kekurangan dan kelemahan tetap saja novel ini banyak memberi inspirasi sekaligus bahan intropeksi diri khususnya bagi para jomblowan-jomblowati yang sedang mencari tambatan hati. Alias, jodoh. Perlu menjadi bahan pertimbangan ketika menemukan jodoh lalu menikah nantinya. Karena perkara soal jodoh ada di tangan Tuhan bukan di tangan manusia. Dan kita sebagai manusia yang percaya kepada qadha dan qadar patutlah bertawakal serta berserah diri kepadaNya.

Jumat, 08 Juni 2012

Nasehat Islami

Berikut ini adalah nasehat islami dari beberapa tokoh islam :
 
Alangkah baiknya jika engkau tetap manis
 Meski hidup itu sendiri adalah pahit.
Dan alangkah baiknya jika engkau rela
Walaupun manusia penuh dengan kemurkaan.
Alangkah baiknya di antara aku dan engkau
tetap terjalin hubungan yang mesra
Walaupun di antara aku dengan seluruh alam telah hancur.
Jika benar-benar dari pihak engkau ada yang jujur,
maka segala urusan mudahlah dihadapi.
Sebab tiap-tiap yang ada di antara tanah itu
adalah semata-mata tanah belaka.
(Imam Syafi’i)

Siapa yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan
maka berarti berusaha untuk menghilangkan nikmat itu,
dan siapa yang bersyukur atas nikmat itu
berarti telah mengikat nikmat itu dengan ikatan yang kuat kukuh.
(Al Hikam)

Ajaib masalah Islam ini
Sesungguhnya seluruhnya adalah kebajikan,
kebaikan, persaudaraan, saling menasihati dengan kebenaran,
saling menasihati dengan sabar
Bukankah risalahnya adalah rahmat bagi seluruh alam ?
(Al Lewa Al Islamy)

“Janganlah kamu melihat kepada kecilnya kesalahan, tetapi lihatlah kepada maha besarNya Dzat yang kamu tentang.”
(Bilal bin Sa’ad)

Kata Bijak Islami

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan.
-Khalifah Ali bin Abi Talib-

Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya, ketulusannya sesuai dengan kadar kemanusiaannya, keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap perbuatan jahat dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya terhadap kehormatan dirinya.
-Khalifah Ali bin Abi Talib-

Orang yang terlalu memikirkan akibat dari sesuatu keputusan atau tindakan, sampai bila-bilapun dia tidak akan menjadi orang yang berani.
-Khalifah Ali bin Abi Talib-

Orang-orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal, kepercayaan, cinta, dan rasa hormat.
–Khalifah Ali bin Abi Thalib-

Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.
–Khalifah Ali bin Abi Thalib-

Tujuh kewajiban wanita muslimah

Berikut ini adalah tujuh kewajiban seorang muslimah
1.menjaga shalat lima waktu dan melaksanakan tepat pada waktunya
2.Ta'at kepada suami bagi yang sudah bersuami dan kepada orang tua bagi yang belum
3.Mendidik anak dgn akhlaq yang baik
4.Melaksanakan pekerjaan rumah
5.Berbuat baik kepada orang tua dan mempererat hubungan kekerabatan
6.Menjaga kehormatan diri
7.Berbuat baik kepada tetangga
Semoga bermanfaat.. :)

Puisi Chairil Anwar


DOA

kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

Selasa, 05 Juni 2012

Sulitnya Melanjutkan ke Perguruan Tinggi Karena EKONOMI

Setiap orang terutama pelajar di Indonesia pastilah ingin melanjutkan sekolah sampai ke Perguruan Tinggi dan menggapai cita-cita setinggi-tingginnya begitu juga dengan saya. Namun hal tersebut bukanlah hal yang mudah bagi pelajar yang berada dalam perekonomian menengah kebawah seperti saya. jika untuk bersekolah SMA kedua orang tua saya masih mampu menyekolahkan saya. tetapi, jika untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi? Itu rasanya berat untuk kedua orang tua saya. Mungkin masalah tersebut terjadi pula pada pelajar-pelajar lain di Indonesia. Andai saja biaya sekolah di Indonesia terjangkau pastilah generasi muda banyak yang melanjutkan sekolah setinggi-tingginya.